Orang yang mengkonsumsi produk hewani 40 % lebih rentan terkena kanker dan sangat beresiko terjangkit stroke,kegemukan,radang usus buntu,rapuh tulang,diabetes dan keracunan makanan.
Dibeberapa negara, ayam diberi makan lebih bnayak protein hewani daripada sapi, sehingga ayam juga menjadi pembawa penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encepalopathy)
Celakanya ayam tidak hidup cukup lama sehingga gejalanya belum terdeteksi.
" daging ayam bukanlah sumber makanan sehat, namun merupakan sumber kolesterol, lemak jenuh, kuman salmonela atau bahkan penyakit ayam gila" -Alex Hershaft-
Fakta menunjukkan semua jenis daging umumnya tidak menyehatkan. Sebabnya adalah :
1.Sarat Bahan Kimia
Mengkonsumsi daging hewan berarti mengkonsumsi "puncak rantai makanan"
Di alam ini terdapat rantai makanan yang panjang. Tumbuhan memakan sinar matahari,udara dan air, hewan besar memakan hewan kecil.
Dewasa ini, tanah diseantero dunia telah tercemar bahan kimia beracun (pestisida dan pupuk) Racun ini akan bertahan dalam tubuh hewan yang melahap tumbuhan dan rerumputan.
Ladang disemprot bahan kimia pembunuh serangga (DDT) yang menurut pakar dpt mengakibatkan kanker,kemandulan dan lever.
DDT dan pestisida sejenisnya juga mengendap dalam lemak hewan (dan ikan) yang sekali disimpan akan sulit terurai. Akibatnya ketika sapi makan rumput atau pakan, pestisida apapun yang termakan akan disimpan sehingga jika kita memakan daging, kita akan memasukkan kedalam tubuh semua konsentrasi DDT dan bahan kimia lainnya yang "ditabung" selama masa kehidupan hewan tersebut.
Karena manusia makan pada puncak rantai makanan, kita merupakan pewaris pestisida beracun yang terbesar.
Fakta menunjukkan, daging mengandung 13 kali lipat DDT lebih banyak daripada sayuran,buah dan rerumputan. Penelitian IOWA State University di Amerika membuktikan bahwa sebagian besar DDT yang tersimpan dalam tubuh manusia berasal dari hewan.
2.Sarat dengan Penyakit
Peracunan daging tidak berhenti sampai disini saja. Hewan dijejali berbagai bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhannya,menggemukkannya,menyegarkan warnanya dan banyak lagi.
Untuk menghasilkan bobot daging terbesar dengan keuntungan maksimal, hewan pemakan daging dipaksa makan banyak, disuntik hormon untuk merangsang pertumbuhannya, diberikan penambah nafsu makan, antibiotik, obat penenang dan campuran pakan berbahan kimia.
Banyak dari bahan kimia ini didapati mengakibatkan kanker dan fakta menunjukkan banyak dari hewan ini mati bahkan sebelum digiring ketempat penyembelihan.
Karena peternakan telah berevolusi menjadi pabrik daging, banyak diantara ternak ini tidak pernah melihat dan merasakan sinar mentari.Mereka tinggal berdesak desakan dikandang sempit sehingga tidak dapat menggerakkan tubuhnya atau menghirup udara segar
Kondisi kehidupan kejam laksana dipenjara ini mengganggu keseimbangan kimiawi tubuh hewan dan merusak sifat sifat alaminya, sehingga merangsang pertumbuhan tumor ganas dan abnormalitas lainnya.
Di Amerika dimana 70% ternak sapi diberi antibiotika, bahkan dengan dosis yang sangat tinggi, catatan Departemen Pertanian menyatakan bahwa jutaan kilogram daging hewan potong mengandung tumor.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jika limpa hewan yang sakit diberikan kepada ikan, ikan tersebut akan terserang kanker.
3.Sarat dengan Racun Tubuh Hewan
Sebelum dan selama disembelih, biokimia tubuh hewan mengalami perubahan drastis. Sisa racun menyebar keseluruh tubuh sehingga meracuni seluruh dagingnya.
Sama halnya dengan tubuh kita merasa sangat tidak enak pada saat marah atau takut, hewan juga mengalami perubahan biokimia ketika berada dalam situasi bahaya.
Kadar hormon dalam tubuh hewan, khususnya adrenalin, berubah drastis saat mereka menyaksikan teman temannya mati disekelilingnya dan mereka berjuang sia sia untuk membebaskan diri.
Sejumlah besar hormon ini mengendap didaging dan kemudian meracuni jaringan tubuh kita. Menurut Institut Gizi Amerika, daging hewan sembelihan (carcass) penuh dengan darah beracun dan zat zat sampah lainnya.
4.Sarat dengan Zat Hasil Pembusukan
Daging mentah senantiasa berada dalam kondisi pembusukan. Segera setelah hewan dijagal,terbentuklah zat pengurai ptomaines, sehingga daging hewan,telur dan ikan semuanya mengalami proses penguraian dan pembusukan yang sangat cepat.
Daging sangat lamban melewati saluran pencernaan manusia, yang memang tidak dirancang untuk mencerna daging. Daging membutuhkan waktu 5 (lima) hari untuk keluar dari saluran pencernaan manusia, dibandingkan dengan makanan nabati yang hanya dibutuhkan 1 1/2 hari.
Selama 5 hari tersebut, produk sampingan daging yang membusuk tetap bersentuhan dengan saluran pencernaan kita. Kebiasaan memakan daging hewan dalam keadaan membusuk menciptakan racun dalam usus besar dan menyebabkan saluran pencernaan kita aus lebih dini.
5.Sarat dengan Bakteri
E Coli 0157, suatu jenis bakteri yang lazim terdapat dalam usus besar sapi, sering mengakibatkan diare berdarah dan dehidrasi. Selama masa pemrosesan, daging sapi bisa saja bersentuhan dan tercemar tinja. Daging bertinja ini tetap saja dibungkus dan dikirim untuk dijual.
Anak kecil, manula dan mereka yang kekebalan tubuhnya lemah dianggap paling rentan terhadap penyakit yang dipicu bakteri E Coli.
Daging panggang (barbeque) menciptakan dua jenis kimia yang dapat menimbulkan kanker payudara, lambung, usus besar dan rectum.
6.Sarat dengan Lemak dan Kolesterol
Penelitian demi penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa daging sapi, babi , unggas dan domba bahkan jika tidak dicemari kuman, mengandung lemak jenuh dan kolesterol dalam jumlah besar (hewan pedaging memiliki 30 kali lemak jenuh lebih banyak daripada hewan sejenis normal)
Tidaklah mengherankan jika pemakan daging umurnya lebih pendek. Penelitian mancanegara menunjukkan bahwa suku Eskimo,Greenland dan Kurgi (Rusia) merupakan konsumen daging tertinggi didunia. Kelompok ini memiliki harapan hidup rendah, bisa mencapai serendah 30 tahun saja.
Sebagai perbandingan, suku Hunza (Pakistan), Toda (India Timur) dan suku Indian Yukatan hidup dalam kondisi yang keras dan (hampir) tidak memakan daging hewan sama sekali. Mereka rata rata bisa hidup sampai 90-100 tahun.
Suku Hunza tidak mengenal pensiun, masih enerjik pada usia 80an dan banyak yang melewati usia 100 tahun.